Rabu, 01 April 2009

Puluhan Caleg Tionghoa Adu Program di Surabaya

Rabu, 18 Maret 2009

SURABAYA -- Puluhan calon anggota legislatif (caleg) etnis Tionghoa dari berbagai partai politik (parpol) beradu program dalam suatu forum yang digelar "Komite Tionghoa Indonesia Peduli Pemilu" di Surabaya, Rabu malam.Penyampaian program yang dipandu pengacara M Soleh itu menghadirkan sejumlah caleg etnis Tionghoa antara lain Charles Honoris (PAN), Arifli (PDS), Bagus Rahadja (PKDI), Nyoto Wijaya (PKPI), M Soka (Partai RepublikaN), Yongki Rudi (Partai Hanura), Agus Suryawidjaja (Partai Hanura).

Selain mereka, juga hadir sejumlah caleg dari luar etnis Tionghoa seperti Syafrudin Budiman (PMB), Enjang Satrio (PBR), Umar Faruk (PDS), Indah Kurnia (PDIP) dan sejumlah caleg lainnya.Kepada para caleg diberi kesempatan menyampaikan programnya jika terpilih menjadi wakil rakyat.

Mereka umumnya menyampaikan janji untuk membela kepentingan rakyat yang menjadi konstituennya.Seperti yang disampaikan Charles Honoris yang berjanji tidak akan mewakili partainya jika terpilih. Ia akan melepas atribut partai yang didirikan Amien Rais itu, kemudian sepenuhnya menjadi wakil dari warga yang memilihnya."Di PAN itu beban bukan kepada partai, tetapi kepada warga pemilih. PAN tidak membolehkan caleg fanatik kepada partai, tetapi fanatik pada rakyat. Itu prinsip yang saya pegang," kata pria lajang berusia 25 tahun ini.

Sementara itu, Syafrudin Budiman mengatakan pihaknya sejak dulu selalu berjuang untuk persamaan hak, termasuk dari kalangan Tionghoa. Kalau terpilih, ia berjanji akan menciptakan kedamaian dan persamaan hak warga negara."Kami berjuang untuk dihapusnya politik anti-Tionghoa. Teman-teman Tionghoa ini menjadi korban sejak zaman Orde Baru. Kalau sekarang masih ada, bahkan di tingkat RT sekalipun, maka PMB dan saya akan berada di paling depan untuk memperjuangkan itu," katanya.


Yongki Rudi mengatakan, sebelum PDIP melakukan kontrak politik terhadap kadernya, ia sudah lama mengajukan kontrak politik tersebut ke Partai Hanura. "Bahkan saya berkomitmen pada ketentuan bahwa wakil yang melanggar kontrak politik bisa dipidanakan," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan agar etnis Tionghoa masuk ke segala lini untuk bersama-sama membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, karena Tionghoa adalah bagian asli dari Indonesia.Abdul Halim, satu-satunya calon anggota DPD yang hadir mengatakan dirinya sudah lama memperhatikan kepentingan masyarakat Tionghoa, termasuk yang pertama kali menghidupkan kesenian barongsai dan tari-tarian Tionghoa.

"Soal pembauran, saya juga sudah lama memelopori hal ini," kata pendiri Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Masjid Cheng Hoo itu.Sementara itu, Indah Kurnia yang juga tokoh sepak bola di Surabaya dan dikenal dengan suara merdunya, lebih banyak menyanyi, sehingga waktu tiga menit yang diberikannya habis.ant/kpo

http://www.republika.co.id/berita/38362/Puluhan_Caleg_Tionghoa_Adu_Program_di_Surabaya

Tidak ada komentar: