Senin, 10 November 2008

Din Syamsuddin Minta Iklan PKS Ditarik

Jawa Pos. Selasa, 11 November 2008

Din Syamsuddin Minta Iklan PKS Ditarik
Yang Tayangkan Ahmad Dahlan

JAKARTA - Iklan politik PKS di televisi kembali dipersoalkan. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta iklan yang menampilkan gambar pendiri organisasi Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ditarik.

"Sudahlah, nggak usah berpura-pura. Semua orang tahu kalau iklan itu hanya untuk kepentingan politik jangka pendek Pemilu 2009 saja," ujar Din setelah menerima Menteri Ekonomi Belanda Maria van der Hoeven, di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, kemarin (10/11).

Karena itu, menurut Din, dalih para pimpinan PKS yang menyatakan iklan itu untuk mengajak kalangan muda agar tetap mengingat para pahlawan nasional yang dipampang, menjadi sangat naif. "Sebaiknya nggak usah pakai cara-cara seperti itu karena justru akan melecehkan dan meremehkan para tokoh tersebut," tandasnya.

PKS memang kembali meluncurkan iklan politik di media televisi dengan menampilkan sejumlah pahlawan nasional. Selain KH Ahmad Dahlan, ada gambar Soekarno, KH Hasyim Asy'ari, M. Natsir, Bung Tomo, bahkan Soeharto. Mereka disebut pahlawan dan guru bangsa.

Iklan politik itu sebenarnya bukan jenis yang pertama. Sebelumnya PKS meluncurkan iklan dengan jenis yang hampir sama. Bedanya, tokoh yang dipasang hanya Soekarno, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Ahmad Dahlan.

Menurut Din, iklan dengan model seperti itu justru tidak canggih. "Sebab, risikonya bisa membuat warga Muhammadiyah jadi makin antipati terhadap partai bersangkutan," tambahnya.

Menanggapi protes itu, Sekjen DPP PKS Anis Matta tetap berkeras bahwa iklan politik mereka tidak bermasalah. Karena itu, mereka tidak akan menarik iklan tersebut dari pasaran. "Saya heran kenapa keberadaan beliau (Kiai Ahmad Dahlan, Red) selalu diprotes. PDIP saja tak pernah protes untuk penggunaan Bung Karno," keluhnya.

Dia juga bersikukuh bahwa status mereka sebagai tokoh nasional telah membuat mereka menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. "Apa justru tidak malah mengecilkan kalau diminta izin pada salah satu kelompok tertentu," ujarnya. (dyn)

Tidak ada komentar: