Rabu, 30 Juli 2008

PMB : Solusi Kegamangan Politik Warga Muhammadiyah



Oleh : Syafrudin Budiman, SIP.*

Kami Telah Berjanji Memimpin Negeri Ini,
Seperti Matahari Takkan Lelah Menyinari

Kalimat di atas adalah paragraf pertama dalam lagu Mars Partai Matahari Bangsa. Partai ini didirikan dan dilahirkan oleh eksponen, aktifis dan simpatisan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). PMB ini lahir pada 8 Januari 2006 di Jakarta. PMB juga diperkenalkan pada publik melalui Soft Launcing 11 Januari 2007 di Sahid Hotel Jakarta dan rencananya akan dideklarasikan di Yogjakarta 14-16 Desember 2007 tempat kelahiran tokoh Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan.

Jika di lihat dari syair Mars PMB, terlihat jelas bahwa, ada semangat yang tinggi dari generasi muda Muhammadiyah untuk ikut andil dalam tampuk kekuasaan. Dengan kalimat akan berjanji memimpin negeri Indonesia ini yang memiliki jumlah penduduk 220 juta lebih dan dua ribu lebih pulau dari Sabang sampai Merauke.

Walaupun dibantah oleh pendirinya, PMB diduga adalah pecahan Partai Amanat Nasional (PAN). Partai baru berlogo mirip lambang Muhammadiyah ini memiliki garis-garis perjuangan Ke-Islaman yang jelas. Partai ini adalah Partai Islam Berkemajuan yang meletakkan landasan perjuangannya kepada prinsip-prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin, terbuka terhadap kemajuan, cinta damai dan menghargai kemajemukan agama, budaya dan etnisitas.

PMB juga meyakini bahwa Islam dapat membawa rakyat Indonesia menuju kesejahteraan material (lahiriyah) dan spiritual (bathiniyah). Oleh karena itu, tujuan perjuangan politik PMB diarahkan pada upaya menjaga kemuliaan Islam dengan jalan mengupayakan pemenuhan kebutuhan rakyat dalam berbagai sektor kehidupan (harasat al-din wa siyasat al-dunya).

Selanjutnya dalam rangka membangun kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut, PMB memiliki enam butir platform. Diantaranya; pertama Integritas Nasional (Al-Wahdah Al-Wathaniyah) PMB meyakini bahwa seluruh persoalan yang dihadapi bangsa ini hanya dapat diselesaikan bila seluruh komponen bangsa ikut berpartisipasi secara nasional. (al-maslahah al-‘ammah).

Kedua Demokrasi (Al-Dimuqrathiyyah) PMB memperjuangkan demokrasi secara konsisten. Prinsip demokrasi antara lain ; al-musawah (egalitarianisme), al-hurriyah (kemerdekaan), al-ukhuwwah (persaudaraan), dan al-syura (musyawarah).

Ketiga Keadilan (Al-‘Adalah) PMB meperjuangkan terwujudnya nilai-nilai keadilan bagi seluruh rakyat. Keadilan adalah milik seluruh rakyat tanpa terkecuali, dan harus diperjuangkan dengan membumikan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan keadilan, upaya mewujudkan cita-cita politik Islam (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur) dapat tercapai.

Keempat Supremasi Hukum (Tafawwuq Al-Hukmi) Partai Matahari Bangsa berjuang untuk menegakkan supremasi hukum di Indonesia, sehingga prinsip kesamaan derajat di depan hukum yang merupakan hak setiap individu dapat terwujud.

Kelima Penegakan Nilai-Nilai Kemanusiaan (Qamat Al-Huquq Al-Insaniyyah) PMB berjuang bagi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan di tengah-tengah masyarakat. Penegakan nilai-nilai kemanusiaan sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang menjamin dan melindungi hak hidup (hifdz al-nafs), beragama (hifdz al-din), kebebasan berfikir (hifdz al-‘aql) dan kepemilikan (hifdz al-mal).

Dan yang ke-enam adalah Kesejahteraan Rakyat (Al-Mashlahat Al-Ijtima’iyah) PMB meperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. PMB selalu berjuang bagi terwujudnya kesempatan memperoleh pendidikan (tarbiyah) dan pelayanan kesehatan (‘afiyah) yang berkualitas. (Platform PMB : 2006).

Dari ke-enam platform di atas menunjukkan bahwa PMB memang benar-benar adalah Partai Islam yang lahir dari Muhammadiyah dan didirikan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah. Bahkan ada Ust. Zainuddin, tokoh Muhammadiyah dari Madura mengatakan bahwa, AD/ART, Platform dan Asas Perjuangannya mirip atau sama dengan tujuan berdirinya Partai Politik Islam Masyumi. Masyumi adalah wadah politik pertama kali umat Islam dan warga persyarikatan Muhammadiyah di Indonesia. Sebelum akhirya diminta dibubarkan oleh Sukarno pada tahun 1960 bersama-sam PSI, karena alasan tokoh-tokoh Masyumi dituduh terlibat pemberontakan PARMESTA.

Sementara sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar PMB, Pasal 7 tentang Tujuan. Partai Matahari Bangsa bertujuan mewujudkan misi Islam berkemajuan menuju masyarakat utama, adil, makmur dan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Bahkan dalam Anggaran Dasar PMB, Pasal 8 tentang Usaha disebutkan; Dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar Partai Matahari Bangsa berjuang untuk : 1 Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Republik Indonesia., 2 Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis, partisipatif dan beradab. 3 Menciptakan tatanan perekonomian nasional yang berpihak kepada seluruh rakyat. 4 Menegakkan keadilan dan kedaulatan hukum. 5 Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. 6 Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial-budaya yang egaliter.

Pembaharuan Politik Muhammadiyah

Akhir-akhir ini warga Muhammadiyah resah dan mengalami kegamangan politik, tidak jelas arah ideologi-nya mau kemana. Sehingga dengan kehadiran PMB menjadi angin segar bagi warga Muhammadiyah. Kekecewaan warga Muhammadiyah terhadap partai politik yang ada telah mengalami titik puncaknya. Baik kepada PAN, PKS, PBB, PPP dan PBR sebagai partai berbasis Islam modern. Walaupun secara organisatoris Muhammadiyah tidak berpihak kepada salah satu partai.

PAN pasca lengsernya Amien Rais semakin tidak jelas. Soetrisno Bachir (SB) Ketua Umum DPP PAN ini sering diterpa isu yang miring. Masalah yang melekat diantaranya dugaan dan tuduhan berselingkuh dengan artis Nia Paramita, istri dari aktor tampan Gusti Randa. Pebisnis dari Pekalongan ini juga terlalu dekat dengan berbagai dunia ke-artisan dan bisnis keluarganya diduga terlibat kredit macet di salah satu bank swasta di negeri ini.

Selain itu SB langkah politiknya dianggap terlalu pragmatis. Ia terlalu dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sedikit-sedikit datang ke Istana dan langkahnya mirip gaya pebisnis yang sering main lobi sana lobi sini. Maklum sebelum menjadi ketua DPP PAN, ia adalah konglemerat handal yang memiliki aset senilai trilyunan. Setiap langkah politik ada hitung-hitungannya seperti bisnis.

Lebih parah lagi dirinya juga sering berbeda pendapat dengan Amien Rais. Perihal permasalah Blok Cepu, impor beras, kenaikan BBM dan lain-lain. Hal ini menunjukkan wacana yang negatif, “Amien Rais saja yang nota bene-nya adalah Ketua Majelis Pertimbangan Partai Partai Amanat Nasional (MPP PAN) sering dilangkahi. Apalagi pada Muhammadiyah.”

Sedangkan PKS, adalah partai Islam yang juga menjadi sandaran politik kedua warga Muhammadiyah. Partai yang menggunakan sarana dakwah untuk membesarkan partainnya ini, memang mampu menarik simpati sebagian warga Muhammadiyah. Terutama basis Muhammadiyah yang alergi terhadap partai nasionalis-sekuler yang cenderung di duga liberal-kapitalistik. PKS mampu mengambil ruang kegamangan warga Muhammadiyah dengan jargon-jargon Islam. Namun di lapangan sikap politik sering berbenturan dengan Muhammadiyah secara organisasi. Misalnya ketika Muhammadiyah mendukung pencalonan Amien Rais sebagai presiden PKS sangat ragu-ragu dan maju mundur.

Selain itu di lapangan ruang dakwah kader-kader PKS sering mendistorsi Muhammadiyah. Bahkan mampu menggoyahkan spirit ke-Muhammadiyahan warga Muhammadiyah di daerah-daerah. Karena khawatir dengan gerak PKS, akhirnya dalam Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 149 Kep/1.0/b/2006 tentang Kebijakan PP Muhammadiyah tentang Konsolidasi Organisasi dan Amal Usaha. Muhammadiyah dengan terang menyebut PKS sebagai partai dakwah dilarang mendompleng amal usaha dan gerakan dakwah Muhammadiyah di tingkatan basis gerakan dakwah Muhammadiyah.

Memang surat edaran itu tidak ada kaitan khusus, umum dan netral saja untuk meneguhkan identitas Muhammadiyah. Diharapkan yang setuju dengan gerakan dakwah Muhammadiyah, berpegang teguh pada gerakan Muhammadiyah. Muhammadiyah sebgai lahan acuan teologis, sebagai lahan berdakwah dan beramal.

Muhammadiyah ibarat tenda yang besar. Demikian Prof. Dr. Din Syamsuddin menganalogikan organisasi Islam modernis yang dipimpinnya. Di dalam Muhammadiyah terdapat berbagai orang dengan bermacam latar belakang aliran dan paham keagamaan dalam Islam. Semua bisa masuk menjadi pengurus atau anggota perserikatan Islam ini, tapi dengan satu syarat: harus tunduk pada nilai-nilai, khitah, dan aturan ke-Muhammadiyah-an.

Muhammadiyah menegaskan tetap teguh dengan khitahnya sebagai lembaga dakwah dan amal yang tidak terkait dengan partai politik mana pun. "Klaim-klaim itu pasti ada, tapi itu dari politisi. Bahwa Muhammadiyah dekat dengan PAN (Partai Amanat Nasional), itu klaimnya PAN. Dekat dengan PBB (Partai Bulan Bintang) atau PPP (Partai Persatuan Pembangunan), itu klaim mereka," tutur Din Syamsuddin (Gatra Nomor 8 Kamis, 4 Januari 2007)

Oleh karena hal tersebut di atas sangatlah memungkinkan bagi PMB untuk lebih leluasa mengembangkan pengaruh politiknya di Muhammadiyah. Jika dilihat dari nama-nama pendiri-pendirinya seratus persen adalah warga dan pegurus Muhammadiyah baik yang pernah di Ortom Muhammadiyah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah dan bahkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selain itu juga, struktur kepengurusan PMB seratus persen adalah warga Muhammadiyah.

Jadi sudah jelas tunggu apalagi? Gerak dan perjuangan PMB mirip dengan Muhammadiyah. Bahkan para kader PMB yang juga secara terang faktanya mereka aktifis dan bahkan pengurus Muhammadiyah di semua tingkatan. Para kader PMB akan lebih leluasa berkampanye di lingkungan Muhammadiyah. Para kader PMB yang masih muda-muda dengan jenjang ke-Muhammadiyahaannya yang tidak diragukan lagi. Akan lebih mudah meraih simpati warga Muhammadiyah ketimbang partai-partai lainnya yang ingin meraih simpati warga Muhammadiyah. Paling-paling yang menolak keberadaan berdirinya PMB hanya segelintir orang. Sebut saja misalnya para aktifis Muda Muhammamdiyah yang cenderung berpaham liberal dan paradoks dengan perkembangan dakwah Muhammadiyah.

Jika melihat situasi di atas tentulah PMB akan diharapkan membawa angin segar dalam mengartikulasikan keinginan besar warga Muhammadiyah. Bergerak saling menguntungkan antara gerakan dakwah dan politik. Langkah PMB tentunya tidak akan pernah mendistorsi Muhammadiyah, bahkan saling mencapai tujuan kerjasama yang menguntungkan Muhammadiyah (simbiosis mutualisme). Bahkan jika tidak ada halangan PMB sebagai partai Islam akan menjadi sandaran utama aspirasi dan pilihan warga Muhammadiyah. Kita tunggu di lapangan. Wassaslam..

* Penulis adalah Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP-IMM) Periode 2006-2008 dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Partai Matahari Bangsa (PW-PMB) Jawa Timur.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Maju terus saudaraku..lanjutkan perjuangan dakwah demi kemaslahatan ummat, bangsa dan negara.

Dari Saudaramu di Lumajang
http://badruttamamgaffas.blogspot.com
http://badruttamamgaffas.multiply.com