23/12/2008
Din Luruskan Konsep 'Poros Tengah'
Jakarta - Kesal lantaran gagasannya dipahami secara keliru, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin merasa perlu meluruskannya di depan publik. Gagasan yang telanjur dikonotasikan sebagai 'Poros Tengah II' itu, kata Din, sebenarnya koalisi strategis partai-partai Islam untuk mencari solusi masalah bangsa.
"Jadi, bukan untuk mengganjal salah satu capres tertentu. Gagasan yang saya maksudkan adalah koalisi strategis agar parpol-parpol itu melakukan komunikasi yang intens dalam menghadapi masalah strategis kebangsaan," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/12).
Usai tampil sebagai pembicara kunci pada 'Refleksi Akhir Tahun Politik Keagamaan' di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, dia menambahkan sebenarnya namanya tidak jadi masalah, apakah koalisi strategis, poros penyelamat, atau yang lain. "Tetapi Poros Tengah kan sudah terlanjur dikenal sebagai koalisi untuk menggolkan capres," katanya.
Din mengatakan, dirinya ingin mendorong partai-partai Islam dan ormas-ormas Islam sebagai lingkaran terdekatnya untuk menjalin komunikasi yang intensif agar "simpul-simpul" yang ada selama ini menjadi lebih solid.
Setelah itu, katanya, koalisi strategis ini juga menjalin komunikasi dengan pihak-pihak lain seperti kalangan nasionalis dan lain-lain, sehingga dikotomi agamis dan nasionalis.
"Jadi, tidak benar gagasan koalisi yang saya inginkan itu akan memperkuat dikotomi antara kelompok agamis dengan nasionalis. Justru kita ingin agar dikotomi itu cair," katanya.
"Sehingga diharapkan partai berazas Islam itu memiliki tanggung jawab moral dengan membawa nilai-nilai Islam," katanya.
Din juga menambahkan, partai Islam tidak bisa dikatakan tidak nasionalis dan juga sebaliknya partai nasionalis tidak bisa dikatakan tidak agamis atau tidak religius.
"Kita ingin nasionalisme dan agamis itu bukan sekadar simbolik, tetapi yang aktif sehingga mampu menghasilkan hal-hal yang strategis bagi bangsa," katanya.
Sementara itu, ketika berbicara dalam acara Refleksi Akhir Tahun Politik Keagamaan, Din Syamsuddin mengatakan, di kalangan umat Islam maupun umat lainnya sekarang ini, terjadi peningkatan spiritual.
Tetapi, katanya, di sisi lain umat yang berseberangan atau semakin jauh dari agama juga tidak sedikit jumlahnya.
"Ke depan situasi seperti ini kelihatannya masih akan berlanjut. Di situ ada faktor politik, sehingga potensi umat beragama dipolitisasi cukup besar," katanya mengingatkan.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Pramono U Tanthowi mengingatkan bahwa Pemilu 2009 bisa menjadi arena di mana partai-partai politik akan berlomba melakukan politisasi agama, yang hanya menjadi jargon untuk memanfaatkan suara umat.
Diskusi tersebut menampilkan empat pembicara yakni Guru Besar FISIP UI Prof Dr Thamrin Amal Tamagola, Guru Besar UIN Jakarta Prof Dr Bachtiar Effendi, Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latief dan Ketua Komnas Perempuan Kemala Candrakirana. [*/P1]
sumber : http://pemilu.inilah.com/berita/2008/12/23/70942/din-luruskan-konsep-'poros-tengah'/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar