JAWA TIMUR
Sembilan OKP Islam Minta Pemerintah
Tidak Menyengsarakan Rakyat
Kamis, 9 Februari 2006
SURABAYA (Suara Karya): Pimpinan sembilan organisasi kepemudaan (OKP) Islam yang ada di Jawa Timur meminta pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak menyengsarakan rakyat dengan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan harga bahan bakar minyak (BBM).
Permintaan itu tertuang dalam "Seruan Muharram 1427 H" yang disampaikan pimpinan sembilan OKP Islam tersebut kepada wartawan di Gedung DPRD Propinsi Jatim, di Surabaya, Rabu.
Para pimpinan OKP Islam Jatim tersebut masing-masing Ketua Umum Badko HMI Sugiharto, Ketua Umum Koorcab PMII Achmad Nur Aminuddin, Ketua DPD IMM Syafruddin Budiman, Ketua Umum PW IRM Fasil Fuad, dan Ketua Umum PW PII, Fahmi Tibyan.
Kemudian Ketua Umum PW IPNU Sulamul Hadi Nurmawan, Ketua Umum IPPNU Dewi Winarti, Ketua Umum MASIKA ICMI Hadi Wahyudi serta Ketua Umum Pengurus Wilayah Forum Mahasiswa Syariah (Formasi) M.Asyhari Rangkuti.
Mereka menyatakan kebijakan pemerintahan akhir-akhir ini terasa menyulitkan masyarakat, termasuk umat Islam, yakni dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM, impor beras serta rencana menaikkan TDL.
Mereka menganggap kebijakan pemerintah itu lebih mengikuti regulasi pasar yang dikendalikan oleh neo-liberal dan kapitalisme. Mereka juga mendesak kepada pemerintahan SBY untuk mengaudit dan mengusut tuntas korupsi di PLN, Pertamina, Bulog dan BUMD-BUMD yang menjadi sarang "tikus berdasi".
Para pimpinan OKP Islam Jatim itu juga menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk menolak budaya dan hal-hal berwatak kapitalistik yang dipropagandakan oleh Barat.
"Kebijakan pemerintah menaikkan TDL, BBM atau kenaikan apapun harus diimbangi dengan solusi program-program yang bisa mengentaskan masyarakat kecil, misalnya melalui program padat karya. Solusi seperti pemberian bantuan tunai langsung (BTL) harus bisa memberdayakan ekonomi masyarakat," kata Ketua Umum Badko HMI Jatim Sugiharto.
Sementara menurut Ketua IMM Jatim Syafrudin Budiman, peringatan tahun baru Islam sekarang ini merupakan sebuah momentum untuk mencerahkan bangsa dari persoalan-persoalan krisis yang berkepanjangan.
"Hijrah adalah momentum, berangkat dari situasi yang suram menjadi situasi yang cerah dan terus cerah, maka yang bisa dilakukan umat Islam adalah menegaskan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur`an, sunah Rasulullah serta kontektualisasi nilai-nilai yang ada di dalamnya," katanya.
Bertemunya sejumlah OKP Islam, dengan menyampaikan "Seruan Muharram 1427 H" tersebut sekaligus merupakan rekonsiliasi gerakan Islam untuk membangun aliansi strategis yang lebih luas. (Ant/Laurensius)
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=135093
Tidak ada komentar:
Posting Komentar