Memujimu Membuatku Berarti, Kalimat itulah yang terucap dari temen dekat Dewi Martina Agustira yang biasa dipanggil Winda. Gadis cantik penuh nuasa intelektual ini dengan santai menjawab, “He he he he, terima kasih,” jawab Winda, ringan dan penuh senyum kebahagiaan.
Menurut Winda dorongan dan semangat selalu datang dari temen-temenku untuk terus beraktifitas positif dan penuh optimisme. Dirinya yakin dengan optimisme bisa menambah spirit dalam hidupnya sehari-hari.
“Semua orang pasti punya masalah, semua orang pasti pernah kehilangan orang yang pernah dicintai dan semua orang pasti pernah tersakiti. Tetapi kita harus tabah dan terus bersujud kepada-Nya (Allah SWT),” ujar Winda yang saat ini bekerja di salah satu Bank Swasta di Madura.
Winda menambahkan, datangnya sebuah masalah tidak mungkin tiba-tiba. Datangnya sebuah masalah muncul karena adanya sebab akibat. Kata Winda, semua jalan hidup sudah ada yang mengatur dan menjadi takdir dari Yang Maha Kuasa.
“Kita sebagai insan manusia diharapkan terus berihtiar, sabar dan tawakkal,” terang gadis kelahiran Sumenep, 16 Agustus 1990 ini.
Winda yang baru saja kehilangan ayahandanya (Alm) Soemartono, meneguhkan spiritual dirinya bahwa, hidup adalah perjuangan menuju kebenaran. Untuk mencapai jalan tersebut diperlukan sebuah komitmen dan pengorbanan. Tanpa adanya semua itu, sulit bagi kita meraihnya.
“Langkah yang setengah-tengah akan digilas oleh waktu dan jaman. Momentum harus terus diraih menuju jalan terbaik, agar tiada penyesalan dan airmata,” tandas Winda yang saat ini menjalani studi Pasca Sarjana di STIE Mahardika Surabaya.
Winda yang biasa aktif sebagai relawan sosial dan pegiat seni budaya ini, dalam pesan akhirnya mengatakan, memperjuangkan kebenaran memang sulit. Tapi lebih sulit, kalau perjuangkan kebenaran tidak bisa diraih.
“Hidup akan lebih berarti dengan kejujuran, karena kebenaran rasa dan hati akan terus terpatri dalam diri,” urai Winda dengan penuh wajah kejujuran. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar