Jumat, 20 April 2012

Sejenak Kehilangan Inspirasi di Kompasiana

Suatu cerita ada seorang sang penulis yang kehilangan inspirasi atau ide, pemikiran dan gagasan untuk dijadikan bahan tulisan. Sang penulis biasanya rajin mengeluarkan ide-ide, pemikiran dan gagasannya untuk dilontarkan dan didiskusikan kepada teman-temannya untuk dijadikan bahan inspirasi tulisan di Kompasiana.com

Dia mengatakan, “Aku sudah kehilangan inspirasi untuk bisa melahirkan karya-karya menarik,” kata sang penulis yang mulai tak enak pikiran, mengingat ispirasinya sudah lenyap tanpa jejak.

Biasanya sang penulis selalu mendiskusikan ide-idennya kepada kedua temannya, yaitu Pusawi dan Yazid yang menjadi teman diskusi di Kompasiana.com. Setelah dibahas tuntas biasanya, ide, pemikiran dan gagasan itu menjadi inspirasi dan dengan inspirasi itulah, sang penulis melahiran banyak tulisan dan karya.

Tulisan sang penulis cukup bagus dan menarik, jika dilihat rating tulisannya di kompasiana.com tidak terlalu rendah dan bahkan pernah mencapai 651 lebih dalam sebuah tulisan tentang olahraga, Pernah juga tulisannya berjudul “Utamakan Kecantikan Intelektual” menjadi tulisan yang paling inspiratif dan saat ini sudah dibaca 249 orang, Judul ini di Like banyak orang, di re-tweet di twitter.com dan di Share di facebook.com.

Selain itu sang penulis yang mulai kehilangan inspirasi itu juga sering menulis profil tentang temen dekatnya. Antara lain tulisannya di kompasiana.com yaitu berjudul, “Talk Less Do More,” “Madura Butuh Penguatan Budaya Lokal” dan “Memujimu Membuatku Berarti,” rata-rata tulisan ini di kompasiana.com sudah mencapai rata-rata 100 pembaca.

Sang penulis juga pernah menulis profil temennya Yazid seorang novelis muda terkenal dengan “judul Lumpur Lapindo.” Yazid selalu menjadi teman menulis untuk mencari dan menemukan ispirasinya. Sang penulis yang mulai kehilangan inspirasi ini, pernah menulis profil Yazid dengan judul “Menulis untuk Tugas Sejarah.” Dalam tulisannya ia memuji Yazid sebagai sosok yang menarik dan genius.

Berikut ini dua paragraf tulisan tentang Yazid. “Sosok Yazid R Passandre dilirik sejak dirinya menulis Novel Lumpur, Trilogi Tanah dan Cinta. Ia menceritakan tragedi semburan lumpur panas di Porong dan kisah duka derita korban. dan

“Catatan kelam yang diringkas dalam sebuah novel ini mendadak laris dan banyak diburu orang. Mulai dari para korban, aktifis LSM, mahasiswa, dosen, dan politisi. Bahkan, para pejabat yang tangannya masih berlumuran lumpur Lapindo, ikut pula membaca karyanya.” Itulah lead tulisan sang penulis tersebut, terkait Yazid.

Suatu waktu sang penulis di pagi hari jam 05.00 WIB tanggal 20 Maret 2012, menemui Pusawi salah satu temennya yang mendadak menjadi Kompasianer terkenal di kompasiana.com. Tulisan Pusawi pernah menembuh 953 lebih pembaca atau penulis di kompasiana.com.

“Sungguh hebat kamu Wih… bisa tembus menuju seribu pembaca,” kata sang penulis yang sudah kehilangan ispirasi tersebut.

Kebetulan saat sang penulis ketempat Pusawi, ada Yazid sang novelis muda, sehingga ketika sang sang penulis bertemu mereka menjadi agak lagi semangat untuk mau menulis lagi. Yazid juga sering menulis di Kompasiana.com dan tulisannya telah menembus 1000 lebih dengan judul “Si Miskin Menolong Orang Miskin.”

Sedikit diceritakan Pusawi Adijaya adalah mantan Ketua PC PMII Sumenep periode 2008-2009. Saat ini Pusawi bekerja di salah satu toko elektronik yang menjual barang dan peralatan komputer. Kebetulan disampingnya ada warnet I-Const Net, jadi semakin mempermudah mereka selama ini menuangkan ide, pikiran dan gagasannya kedalam sebuah tulisan.

Memasuki jam 05.30 WIB, sang penulis dengan wajah lemas mengeluh kepada Pusawi dan Yazid,

“Kawan gimana ini, saya tak bisa menulis lagi beberapa hari ini, saya kehilangan inspirasi,” ujar sang penulis menggerutu.

“Santai fren (kawan), Sebentar lagi kamu akan muncul ispirasi,” kata Yazid memberikan semangat.

Penulis Novel Tonggak Sang Pencerah ini juga mengatakan kepada sang penulis, bahwa ispirasi itu akan datang kalau kita tetap semangat dan konsisten.

“Katanya mau merobohkan tembok, ketemu polisi tidur saja sudah mundur,” sindir Yazid.

Sementara Pusawi juga ikut memberikan semangat. “Jangan patah semangat mas, dulu sampean yang motivasi saya untuk menulis di kompasiana.com, sampai tulisan saya banyak di baca orang. Kok malah sampean lemot sekarang,” ujar Pusawi mengetuk pikirang sang penulis.

Menerima masukan yang sedikit kritis, sang penulis mulai muncul ide, pemikiran dan gagasan yang dijadikannya inspirasi.

“Bagaimana kalau aku tulis judulnya seperti ini,” kata sang penulis sambil menatap langit menunggu inspirasinya datang.

“Oh saya ada inspirasi. Saya mau menulis tulisan yang berjudul: Sejenak Kehilangan Inspirasi di Kompasiana,” kata sang penulis langsung bergegas menuju komputer untuk menulis inspirasinya agar tak segera hilang ditelan kata-kata.

Jika dilihat dari sekelumit cerita pendek ini, sebenarnya sang penulis tak pernah kehilangan ide, pemikiran dan gagasannya yang menjadi inspirasi dirinya untuk menulis. Namun, sang penulis gundah merana, karena salah satu sahabatnya yang biasa menjadi inspirasi dirinya untuk menulis, meninggalkannya tanpa kabar yang jelas.

“Pertemanan di BB di delete, SMS tak pernah dibalas dan sekarang tak ada kabar,” kata sang penulis curhat kepada Pusawi dan Yazid.

“Sabar fren, setiap kesulitan pasti ada jalan. Kamu pasti bisa menemuinya lagi. Apalagi kamu tak pernah berbuat jelek kepadanya dan malah kamu sering memujinya dalam tulisan-tulisanmu. Apa yang kamu lakukan, belum tentu semua orang bisa melakukan,” tandas Yazid memberikan tausiah yang memberikan semangat.

Tetapi sang penulis menyadari, bahwa mungkin dirinya memiliki kesalahan yang juga tidak ia ketahuinya. Sang penulis sadar diri akan semuanya, dan ia bergegas menyelesaikan tulisannya yang telah diberinya judul.

Sang penulis bilang kepada Pusawi dan Yazid, bahwa suatu saat ia akan mendatangi sahabatnya tersebut dalam waktu beberapa hari kedepan dan menyatakan permintaan maafnya.

“Kalau dia sudah memaafkanku mungkin inspirasiku akan terus bertambah dan berkibar di langit angkasa yang luas,” pungkas sang penulis yang sudah menemukan inspirasinya yang hilang.

Perlu diketahui sang penulis tersebut adalah orang yang menulis cerita pendek ini. Ia menulis cerita pendek ini penuh semangat dengan judul yang inspiratif. Sejenak Kehilangan Inspirasi di Kompasiana. (*)

Tidak ada komentar: