Sabtu, 04 September 2010

AMM: Tolak Perang Dengan Malayasia


Tuntut Pemerintah Tegas

Bangkalan – Eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Bangkalan menilai konflik antara Indonesia-Malaysia, tidak harus dengan jalan perang. AMM juga mendesak Presiden dan Menteri Luar Negeri bertindak tegas dalam permasalahan dengan Malaysia.

Pernyataan Sikap ini disampaikan Fathur Rahman, S.Kom, aktivis Pemuda Muhammadiyah Bangkalan, Sabtu (4/9). “AMM menolak dengan tegas keinginan perang dengan Malaysia. Mengingat persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan jalan diplomasi,” ujar Alumni FIKOM Unijoyo ini.

Dalam rangka diplomasi perbatasan. AMM Bangkalan mendesak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri, Martyna Natalegawa bertindak tegas kepada Pemerintah Malaysia.

”Jangan sampai Indonesia dibuat mainan oleh Malaysia. Apalagi tanah dan air laut kita di klaim milik mereka. Ketegasan SBY ditunggu semua masyarakat dari Sabang sampai Mauroke,” kata Fathur yang juga mantan pengurus Badko HMI Jatim ini.

Menurutnya, cara-cara diplomasi politik dan ekonomi bisa dilakukan wujud perundingan taktis. Perang tidak menyelesaikan masalah dan membutuhkan biaya yang sangat besar.
”Apalagi kita masih serumpun, sesaudara dan sama-sama muslim,” pungkas Fathur.

Sementara itu, Firman Gazali Akhmadi, Ketua Bidang Keilmuan. Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Bangkalan juga menolak penyelesaian dengan jalan perang. Mengingat, bangsa Indonesia adalah saudara dan sudah terikat hubungan ekonomi berkepanjangan.

”Buat apa perang tidak ada gunanya. Kami menilai persoalan koflik perbatasan masih persoalan kecil dan belum signifikan. Masih bisa diselesaikan dengan jalur perundingan di atas meja,” ujar Firman yang juga eksponen AMM Bangkalan.

Pria kelahiran Sumenep ini mengatakan, jika terjadi perang malah Indonesia yang rugi. Karena ada dua juta rakyat Indonesia yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malayasia. Apalagi banyak warga Indonesia yang sudah menjadi warga Malaysia.

”Persaudaraan sesama negara yang memiliki mayoritas muslim harusnya bisa damai. Jangan sampai terprovokasi oleh pihak asing atau barat, yang ingin Indonesia-Malaysia konflik terus,” jelas Mahasiswa FE Unijoyo ini. (rud)

Tidak ada komentar: