Jumat, 03 September 2010

Bupati Kecewa Pembangunan Pasar Anom Baru Lamban


Sumenep - Bupati Sumenep M. Ramdlan Siraj kecewa pada tahapan dan proses pembangunan Pasar Anom Baru, setelah kebakaran 2007 lalu. Sebab, selain dinilai lamban, pembangunan ditangani sendiri oleh pemkab dan rawan penyimpangan.

Kekecewaan Ramdlan terungkap saat menghadiri presentasi konsep pra desain Pasar Anom Baru di Gedung Ki Hajar Dewantara kemarin (1/9). Bahkan, di forum itu bupati menolak memberikan sambutan. Dia malah meminta maaf kepada para pedagang pasar.

Presentasi konsep pra desain itu diprakarsai oleh dinas pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset (DPPKA). Selain pedagang Pasar Anom Baru yang menjadi korban kebakaran, hadir konsultan perencana dan sejumlah pejabat pemkab.

Ramdlan mengatakan, secara pribadi dia lebih setuju jika pembangunan Pasar Anom Baru tidak ditangani pemkab. Melainkan, ditangani oleh pihak ketiga, dalam hal ini investor sebagai pemilik modal.

Menurut dia, jika ditangani investor, tahapan pembangunan Pasar Anom Baru tidak akan berlarut-larut seperti sekarang. "Ditangani pihak ketiga maksimal dua tahun selesai. Dana yang dikeluarkan pemkab jelas dan nanti pasar tetap menjadi aset pemkab," katanya.

Ramdlan juga mengakui banyak yang tidak paham mengenai konsep pembangunan Pasar Anom Baru. Termasuk, DPRD yang memberikan rekomendasi agar pasar tetap dibangun sendiri.

"Padahal, dengan dipihak-ketigakan ke investor, pemkab tidak keluar banyak dana. Tidak repot ada perencanaan karena sudah masuk ke investor," paparnya.

Adapun sistemnya, setelah dibangun investor, pedagang tetap membeli dengan harga terjangkau. Sebab, pemkab bisa memberikan dana bersifat hibah. "Dari dua lantai yang ada, lantai bawah dijual kepada pedagang. Lantai atas biar ditangani investor dengan MoU (nota kesepahaman)," tegasnya.

Sedangkan jika ditangani pemkab sendiri, menurut Ramdlan, akan lamban. Sebab, dana yang digunakan pasti dengan sistem multiyears karena APBD tidak akan mampu menalangi secara langsung. "Saya tidak yakin 2013 akan selesai. Ini saja baru perencanaan," tandasnya dengan nada tinggi.

Selain itu, Ramdlan mengatakan, pembangunan Pasar Anom Baru yang ditangani pemkab juga rawan penyimpangan. Sebab, tender yang akan digelar berlangsung hingga beberapa kali. "Contoh saja tender konsultan perencana. Pada 2009 gagal karena tidak memenuhi kualifikasi. Ini belum tender pembangunannya," katanya. "Saya yakin rawan sekali," sambungnya menegaskan.

Untuk itu, menjelang masa jabatannya yang berakhir pada 5 September mendatang, Ramdlan secara khusus menyampaikan permohonan maaf kepada pedagang Pasar Anom Baru. Sebab, dirinya tidak bisa mewujudkan harapan pedagang yang menghendaki pembangunan pasar yang cepat.

Sekadar mengingatkan, sebagian Pasar Anom baru terbakar pada Oktober 2007 lalu. Kebakaran hebat terjadi di bagian barat komplek pasar. Berdasarkan data di pemkab, sedikitnya 88 kios dan took terbakar. Kerugian mencapai miliarah rupiah ketika itu.

Setelah terlambat beberapa tahun, kini pembangunan Pasar Anom Baru mulai diproses. Yakni, pada tahap perencanaan yang menghabiskan dana Rp 250 juta. Presentasi dilakukan kemarin oleh konsultan yang menang tender.

Dari presentasi itu diketahui jika pembangunan Pasar Anom Baru akan dilakukan semimodern. Misalnya, bangunan dua lantai dan dilengkapi fasilitas untuk pengunjung.

Ketua Panitia Pengadaan Pembangunan Pasar Anom Baru Anthony Syam menjelaskan, untuk tahap perencanaan menghabiskan dana Rp 250 juta. Sedangkan untuk lanjutan, akan dibahas setelah hasil perencanaan tuntas.

Tetapi, dana awal pembangunan untuk fisik sudah ada Rp 9 miliar. "Itu menunggu perencanaan. Bisa jadi dananya akan membengkak," papar pegawai DPPKA ini.

Anggota Komisi C DPRD Sumenep, A. Fauzi Hasyim, saat dimintai komentar soal sikap bupati, dia memberikan pemahaman lain. Menurut dia, secara konsep, pembangunan Pasar Anom Baru yang terbakar harus disegerakan. Hal ini selaras dengan pendapat bupati.

Soal anggaran yang kemungkinan bersifat multiyears, bisa dibahas kembali. "Saya kira memang berat untuk bisa langsung. Tetapi, mungkin bisa dicarikan solusi ke pusat," katanya.

Dia berharap DPPKA sebagai leading sector serius dan profesional dalam pembangunan Pasar Anom Baru tersebut. "Soal apakah tidak sebaiknya diserahkan ke investor, saya kira sudah sulit. Sebab, tahapannya sudah berjalan," ujarnya. (rd/*)

Tidak ada komentar: