Jumat, 03 September 2010

Heri Lentho Siap 'Kudeta' DKS


Surabaya (beritajatim.com)-Lesunya geliat kesenian di kota Surabaya, membuat salah satu seniman muda, Heri Prasetyo, atau kerap disapa Heri Lento, memproklamirkan diri untuk berniat maju sebagai Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) yang saat ini tengah diduduki oleh Sabrot D Malioboro.

Aksi nekat Heri tersebut dipicu oleh tudingan para seniman muda yang menganggap bahwa DKS yang seharusnya menjadi wadah penjembatan antara kelompok seniman dengan Pemerintah Kota Surabaya kurang mampu mengakomodir aspirasi para seniman. Beredar informasi, bahwa DKS terkesan dikuasai oleh seniman tua saja.

"Saya ingin meluruskan fungsi DKS yang sesungguhnya, yaitu menjadi wadah penampung ide-ide seniman Surabaya," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (03/9/2010).

Berdasar keterangan Heri, DKS seharusnya dapat memberi masukan kepada pemerintah kota, tentang apa yang menjadi kebutuhan para seniman untuk memajukan proses kesenian di Surabaya. Dalam hal ini, DKS berkewajiban untuk memberikan masukan kepada Pemkot tentang apa yang dibutuhkan untuk memajukan seni dan budaya di kota Surabaya.

"Jika bekerja sesuai fungsinya, saya yakin kesenian di Surabaya akan maju,"imbuh Heri yang kini sedang menjabat sebagai ketua program Dewan Kesenian Jawa Timur.

Ketika dikonfirmasi, apakah wacana yang digulirkanya tentang pergantian ketua DKS tersebut tidak akan membawa konflik baru? Heri mengatakan, tujuan menggulirkan wacana tersebut adalah mengakhiri konflik panjang kepengurusan DKS dan memindahkan kepada jalur yang benar.

Seperti diketahui, sampai saat ini kepengurusan Dewan Kesenian Surabaya selalu diwarnai konflik tentang perebutan jabatan, diantara sesama pengurus.

"Saya bertekad untuk memajukan kesenian di Surabaya, hanya itu niat saya," pungkas Heri.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Sabrot D Malioboro, saat dikonfirmasi terkait dengan wacana ini, menyatakan enggan menanggapinya. Sabrot memilih diam meski kepemimpinanya sebagai Ketua DKS terancam digoyang.

"Saya tidak tahu dan tidak mau mengomentari masalah itu," ujarnya.

Beredar informasi, dengan munculnya gedung pertunjukan baru di lahan eks gedung bioskop Mitra, menjadi pemicu saling bertikainya para seniman Surabaya. Gedung baru tersebut, dianggp menjadi prospek 'lahan basah' yang mampu mendatangkan finansial dengan menggelar berbagai kegiatan kesenian.[rif/gir]

Tidak ada komentar: