Senin, 06 September 2010
Teror Aktivis LSM, Rumah Dilempari Batu
Bangakalan –
Kaca Rumah Mathur Husyairi Ketua LSM Cide Bangkalan di Jl. Tengku Umar III/54 Bangkalan berantakan, setelah dilempari batu oleh orang tak dikenal. Teror ini diduga ditujukan kepada aktivis LSM Bangkalan yang selama ini dinilai kritis terhadap kebijakan pemerintah.
”Kejadian ini berlangsung tepat Ahad dini hari jam 01.10 WIB. Akibat lemparan batu tengah malam tersebut, keluarga saya kaget mendengar suara yang keras itu,” ujar Mathur Husyairi, kemarin.
Menurutnya, peristiwa ini bagian dari teror terhadap aktivis LSM Bangkalan, yang sebelumnya sudah pernah terjadi. Namun, pihaknya tidak pernah takut pada teror tersebut. Selama perjuangan para kami memang untuk memperjuangkan masyarakat.
”Selama ini kami memang sering diteror agar kami diam dan tidak kritis lagi. Tetapi kami, aktivis yang tergabung dalam Aliansi LSM dan MPP Bangkalan, tetap akan konsisten dalam berjuang,” tegas pentolan Alinasi LSM dan MPP Bangkalan ini.
Rencananya, akibat kejadian itu, Mathur Husyairi akan melapor kepada Polres Sumenep. Agar kejadian ini bisa diselidiki dan ditindaklanjuti motif teror tersebut.
”Kami meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian intimidasi ini, agar segera ditemukan pelakunya. Dalam era demokrasi hari ini, hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi,” terang mantan anggota Panwaslu Bangkalan ini.
Mathur juga mengatakan, sebelumnya terjadi perusakan mobil Rush Silver Nopol M 1370 GA, milik aktivis LSM Pusaka Jatim, Aliman Harish. Perusakan ini dilakukan orang tak dikenal pada tanggal 7 Agustus 2010. Setelah dua hari sebelumnya ia menggelar demonstrasi menyoroti kebijakan pemerintah.
”Untuk itu kami mendesak kepada Polres Bangkalan untuk bergerak cepat menangani laporan yang dialami kami. Baik teror pelemparan batu ke rumah saya dan perusakan mobil milik Aliman,” katanya.
Ia menambahkan bahwa, selain perusakan mobil juga ada aktivis lain yang nyaris jadi korban pembacokan namanya Fachrillah. peristiwa itu terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Bahkan, beberapa aktivis lain seringkali mendapat teror melalui SMS dan telepon.
”Kami heran kenapa hal ini terjadi dan menimpa kami. Padahal sikap kritis kami adalah bagian dari evaluasi. Agar kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan bener-bener berpihak pada rakyat banyak,” tambahnya.(rud)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar