Senin, 26 Januari 2009

Eks CIA: Israel Paksa Serang Iran


Politik
27/01/2009

Washington - Tak cukup melakukan agresi ke Jalur Gaza, Israel terus menguji kestabilan kawasan Timur Tengah. Mantan agen top agensi intelijen AS (CIA) pun mengakui, Negeri Yahudi itu kini meributkan masalah program nuklir Iran.


Robert Baer yang mantan agen CIA mengatakan Israel terus menekan Presiden AS Barack Hussein Obama untuk menyerang Iran. Dalam sebuah wawancara dengan Intel Press Service, Baer berkata Israel sudah tak mau menunggu lagi walaupun aksi militer tidak mungkin digunakan untuk mengatasi masalah ini.


Pemerintah baru AS, lanjut Baer, sudah berjanji akan mengadakan pembicaraan dengan Teheran. Namun, Tel Aviv terus memaksa, seolah membuat masalah terhadap Iran dan program nuklir mereka. "Mungkin ada veto militer untuk menyerang Iran, namun aksi semacam itu tak mungkin terjadi," katanya dikutip AP, Selasa (27/1).


"Kami menyadari Iran akan bereaksi. Jika diserang seperti Hamas saat ini, respons mereka tak mungkin hanya secara lokal. Seluruh Teluk akan menjadi korbannya dan bahkan seluruh dunia internasional," kata agen yang dipuji pihak pers sebagai agen lapangan terhebat di Timur Tengah itu.


Israel, dan sekutu utamanya AS, serta aliansi Eropa mereka (Inggris, Prancis, dan Jerman), menuduh Iran mengembangkan nuklir untuk senjata militer. Padahal, Iran telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi yang melarang pengembangan teknologi nuklir jika tak untuk kepentingan rakyat.


Teheran pun selama ini menyatakan program nuklir mereka memang untuk memenuhi kebutuhan energi yang makin mendesak. Sementara Israel beberapa waktu terakhir ini mengancam akan menyerang infrastruktur Iran sendirian. Sebab, Tel Aviv merasa keberadaan fasilitas nuklir Iran mengancam pemerintahan mereka.

Sementara Obama menjanjikan sebuah diskusi yang agresif dengan Iran mengenai program kontroversial mereka itu. Dubes AS untuk PBB mengatakan nuklir Iran akan menjadi prioritas Negeri Paman Sam. "Kami berharap bisa segera menjalin diplomasi langsung dengan Iran," pungkasnya. [vin/sss]

www.inilah.com


Tidak ada komentar: