Din Syamsuddin tidak keberatan fotonya digunakan oleh berbagai pihak untuk kegiatan kampanye, baik legislatif maupun kampanye partai politik di berbagai pelosok di Indonesia.
Fenomena pemasangan foto dirinya dalam promosi pilkada, kampanye legislatif dan kampanye partai politik, kata Din di hadapan pengurus dan jamaah Muhammadiyah pada peringatan milad Muhammadiyah ke 99 di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan Sabtu (3/1).
Semula dirinya merasa keberatan karena tanpa izin terlebih dulu. Namun, karena dari ke hari pemanfaatan foto ini semakin banyak, akhirnya Din mengizinkan siapapun untuk memakai foto dirinya untuk keperluan kampanye.
"Soal foto ini, saya melihat banyak dipampang di pinggir-pinggir jalan, di spanduk-spanduk, semula saya keberatan. Tetapi karena tidak bisa dihalangi lagi, akhirnya ya sudah, pakai saja semua foto saya,” ungkap Din yang disambut gerrr lebih dari seribu jamaah Muhammadiyah.
Din kemudian menyebutkan beberapa pihak yang telah memanfaatkan foto dirinya untuk kepentingan kampanye antara lain dari PMB (Partai Matahari Bangsa), PAN (Partai Amanah Nasional) dan juga PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
“Kemarin selain dari PMB, juga kawan-kawan dari PAN mendatangi saya dan bertanya, bolehkah Pak Din, foto Anda saya pakai untuk kampanye. Ada juga dari salah satu calon anggota DPD dari PKS yang pernah aktif di Pemuda Muhammadiyah, tahu-tahu foto-foto pertemuan dengan saya dipasang di stiker-stiker. Juga calon legislatif dari berbagai parpol, juga melakukan hal yang sama. Untuk itu, saya mengizinkan penggunaan foto-foto tersebut, asal tidak mencantumkan jabatan saya sebagai Ketua Umum PP,” katanya.
Dalam lawatan dua hari ke Banjarmasin dan Ponorogo menegaskan, warga Muhammadiyah ada baiknya melakukan pembaharuan-pembaharuan di berbagai amal usaha yang pada organisasi yang kini sudah hampir berusia satu abad itu.
Berbicara di depan sekitar 10.000an massa yang berkumpul di Padepokan Reyog Ponorogo, Minggu (4/1) pagi, Din mengingatkan akan pentingnya mengelola amal usaha di dalam organisasi yang didirikan KH. Ahmad Dahlan tersebut.
Lebih dari itu, warga Muhammadiyah juga diajak untuk melakukan Pembaharuan-pembaharuan di berbagai sisi guna membesarkan Muhammadiyah yang kini sudah menyebar ke segala penjuru tanah air, bahkan sudah memiliki cabang di berbagai negara. Din mengaku bangga, karena seorang pengamat organisasi dari luar negeri, mengatakan kepada dirinya bahwa sekarang Muhammadiyah merupakan organisasi massa yang perkembangannya paling cepat di Indonesia.
Karena itu, guna melanggengkan kebesaran Muhammadiyah, pembaharuan harus dilakukan setiap waktu. Din Syamsuddin juga memberikan alasan soal ajakan melakukan pembaharuan kepada segenap warga Muhammadiyah.
Menurutnya, pembaharuan dilakukan terhadap amal usaha Muhammadiyah agar manfaatnya bisa dirasakan seluruh umat manusia di Indonesia.
"Muhammadiyah harus sukses di setiap wilayah. Harus sukses di setiap daerah. Apabila masih ada pengangguran, apabila masih ada kemiskinan, apabila masih ada buta aksara dan keterbelakangan, maka saya menganggap Muhammadiyah belum seluruhnya berhasil. Pembaharuan di bidang-biang itu harus dilakukan," ujar Din, disambut tepuk tangan massa.
Din juga mengingatkan, bahwa hidup di Muhammadiyah, bukan untuk mencari nafkah, karena meskipun memiliki 35 juta pengikut, Muhammadiyah bukanlah perusahaan bisnis, melainkan organisasi dakwah.
"Pesan KH Ahmad Dahlan, kita tidak boleh mencari kehidupan di Muhammadiyah, tetapi kita diharuskan menghidupi Muhammadiyah. Untuk itu, saya mengajak kepada segenap warga Muhammadiyah untuk melakukan
tahadduts bin-ni'mah (mensyukuri nikmat), bersyukur karena pada usianya yang sudah hampir seabad sejak didirikan KH Ahmad Dahlan tahun 1912 silam, Muhammadiyah tetap eksis dan banyak berkiprah di kancah nasional maupun internasiona," tambah Din.
Din menjelaskan, tidak banyak organisasi Islam yang hadir di awal abad 20 yang mampu bertahan dalam menghadapi global sejarah maupun bertahan dalam menghadapi tantangan zaman. Tetapi Muhammadiyah terbukti tetap eksis, semakin berkiprah, dan sekarang ini Muhamadiyah semakin tersebar, menjadi satu-satunya organisasi masyarakat yang paling luas persebarannya di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
"Tidak banyak yang tahu, di Papua sana, Muhammadiyah sangat eksis, dan bahkan memiliki lebih dari 80 amal usaha. Saya bangga dan senang saat membuka sebuah acara di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Papua beberapa waktu lalu. Di antara yang membanggakan di sana, adalah adanya dua perguruan tinggi, Stikom(Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Komputer), dan Universitas Muhammadiyah di Sorong.
Edy Kuscahyanto edykus@cbn.net.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar