"Survei internal itu hanya tolok ukur saja bagi parpol. Jadi salah jika dikatakan itu sebagai pemanis wajah," ujar Kepala Humas PKS Maburi kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (7/1).
Menurut dia, survei internal itu hanya untuk melihat sejauh mana kinerja PKS selama ini. Program apa saja yang sudah dikerjakan PKS sehingga memberikan hasil terhadap konstituen dan partainya.
"Makanya, survei internal tidak mesti dipublikasi kepada publik, tapi bagi konstituen parpol," ucapnya.
Dengan adanya survei internal itu, lanjutnya, bukan berarti PKS menutup diri terhadap hasil dari lembaga survei lain.
Bahkan PKS menjadikan hasil survei eksternal sebagai pembanding. Sehingga dari situ dapat terlihat apakah sudah memiliki presisi atau belum.
"Misalnya lembaga survei menempatkan PKS di urutan keempat dengan sekian persen. Secara internal sama seperti itu. Artinya secara metodologi sama. Namun yang membedakan adalah sampelnya," papar Mabruri.
Meski begitu, tambahnya, survei internal juga mengandung bias. Sebab, survei internal dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam struktur parpol. Tidak dari luar alias independen. "Sehingga potensi bias terbuka lebar," cetusnya. [jib]
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar