Jumat, 09 Januari 2009

SOSOK SANUSI RAMADHAN : Membangun Bangsa dengan Kekuatan Anak Muda


Sanusi Ramadhan, S.Sos., M.Si , lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 7 September 1978. Berasal dari keluarga yang sederhana, karena tekadnya yang tinggi untuk menempuh pendidikan akhirnya ”Uchy” panggilan akrab pria yang baru menikah tiga bulan yang lalu dengan Murniathy Akbar,A.Ma (2008), akhirnya mampu menyelesaikan program Magisternya. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Tauladan Kalukuang di Makassar (1988).


Kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 4 Makassar (1991) dan di SMK/SMEA Muhammadiyah Bontoala di Makassar (1995). Menyelesaikan S-1 (S.Sos) Jurusan Ilmu Administras Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) di Makassar (2003), dan Pascasarjana (S-2) Magister Sains (M.Si) Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) di Jakarta (2007).

SMART, supel dan mudah diajak berkomunikasi, adalah bagian ciri caleg muda ini, ia salah seorang calon anggota DPR RI dari Partai Matahari Bangsa (PMB) daerah pemilihan Sulawesi Selatan 1 No.Urut 1. Tak sekadar komunikatif, wawasannya tentang berbagai aspek kemasyarakatan yang melilit bangsa dan daerah ini cukup luas termasuk wawasannya menyangkut dunia pelajar dan remaja.


Kehadiran PMB lahir dengan berbagai argument keprihatinan yang berdimensi kebangsaan. Diantaranya adalah realitas arah pembangunan politik yang tidak jelas yang berimbas secara negatif pada berbagai aspek kehidupan dan diperparah lagi praktek-praktek kejahatan sosial dan ekonomi seperti korupsi, illegal logging, money laundry dll.


Carut-marutnya politik kepartaian yang belum mampu memainkan peranan dengan baik dalam melakukan agregasi, artikulasi dan advokasi public terhadap masyarakat banyak dan tentunya problem demokratisasi yang masih berkisaran pada bingkai procedural dan berbau formalistik.


Aspek pendidikan adalah hal yang menjadi prioritas bagi aktifis sekaligus pendiri partai matahari bangsa ini. Baginya pendidikan merupakan pondasi bangunan bangsa yang penting. Sehingga tidak ada alasan bagi generasi muda untuk tidak mendapatkan pendidikan.


Menurutnya anak muda adalah pemimpin masa kini sehingga sepatutnya siapapun yang merasa bagian anak bangsa untuk memperjuangkan aspirasi generasi muda dalam parlemen. Diantaranya adalah penyediaan kesempatan yang luas untuk mendapatkan pendidikan baik dengan penyediaan beasiswa ataupun pemberian keterampilan praktis kata penggagas dan pendiri parlemen remaja Indonesia ini.


Menurutnya, ukuran kuantitas kerap kali dijadikan dasar untuk menilai keberhasilan pendidikan. Tapi lanjutnya lagi, ukuran itu tak jarang juga menipu.“Tiap tahun jumlah lulusan sekolah kita terus menunjukkan peningkatan.


Tapi apakah itu memecahkan masalah pengangguran, kemiskinan, dll. Kita lupa tentang kualitas pendidikan itu. Kita tidak banyak menyentuh bagaimana guru-guru mengajar, bagaimana anak-anak dipersiapkan menghadapi pelajaran, bagaimana kurikulum yang bersesuaian dengan kebutuhan, dll,” sebutnya.


Selain masalah pendidikan, pendiri lembaga SOPAN (Solidaritas pelajar anti narkoba Makassar) dan yayasan Pattingalloang muda institute ini, konsen dalam masalah-masalah dunia pelajar dan remaja. Tak pelak sejak SMP sampai mahasiswa memimpin organisasi keremajaan/pelajar sampa tingkat pusat. Membuatnya memiliki perhatian khusus dalam masalah ini. Baginya dunia remaja dan pelajar adalah dunia yang harusnya difahami secara arif bukan malah memberi striotip yang jelek.


Pemberian sarana dan kesempatan yang luas dalam melakukan kreatifitas dan mengakses informasi merupakan kebutuhan yang harus dimilikinya bahkan kedepan perlu adanya undang-undang perlindungan pelajar bahkan pembangunan perumahan bagi pasangan muda yang memiliki akses informasi dan kreatifitas menjadi bagian dari perjuangan caleg no.1 PMB ini. (san)

Tidak ada komentar: