Politik
09/02/2009
Jakarta – Perdamaian sepertinya tak pernah jadi opsi utama Israel. Negara Zionis itu malah nekat menggali terowongan di dekat Masjid Al Aqsa, Yerusalem, dan berniat merubuhkannya. Masya Allah! Yahudisasi Al Aqsa sedang dilakukan Israel.
Salah besar, bila menyangka yang melakukan Yahudisasi al-Quds adalah Kepala Distrik Israel, Teddy Colic ataupun perdana meneri dan anggota parlemennya. Yang berperan dalam Yahudisasi justru kelompok Yahudi yang berlatar Zionis radikal.
Gerakan Zionis mempunyai beberapa keistimewaan kewenangan yang berbeda-beda. Bahkan setiap kelompok mempunyai kekhasan tersendiri dalam merealisasikan rencana yahudisasi.
Gerakan Yahudi Hesedrot adalah kelompok Yahudi yang dikenal dengan ‘rakyat permukiman’ telah menyiapkan proposal pembangunan peningkatan penduduk al-Quds di Al-Quds sapanjang 25 tahun ke depan. Rencana ini sudah diproklamirkan secara resmi di depan penjara Al-Quds Raya.
Rencana ini merupakan bentuk dukungan dan penyemangat bagi para tokoh Israel yang dikepalai Yose Naem untuk mengkaji dan merekomendasikan pengerjaanya secepat mungkin.
Proposal Hesetdrot ini mencakup perbatasan al-Quds hingga kota-kota Arab yang berdampingan. Mungkin tidak ada bedanya dengan proposal-proposal lain dalam hal ini, yaitu penggusuran tanah milik bangsa Arab yang berdampingan.
Proposal ini mengusulkan perluasan al-Quds mulai dari sebelah utara hingga Beit Eil atau dari Ramallah sebelah utaranya hingga Kfar Etzion sebelah selatan, dari Gerbang el-Wadi sebelah baratnya hingga Edumen Kesuvem di bagian timurnya, berdekatan dengan Jericho.
Akan tetapi, yang terbaru dari proposal Hesetdrot ini adalah, kayakinan kelompok tersebut bahwa tidak mungkin Israel dapat hidup berdampingan dengan bangsa Arab. Karena itu, permintaan pertama dari proposal tersebut adalah mengosongkan makam kaum muslimin di Ma’manillah yang terletak di jantung kota al-Quds. Di sana akan dibangun pusat perdagangan dan hotel, untuk mengikis habis sisa-sisa kebudayaan Arab dan Islam.
Dinas Purbakala Israel, bahkan telah memulai penggalian terowongan bawah tanah itu sejak Sabtu (7/2). Penggalian itu dibiayai oleh Elad, sebuah gerakan berbasis agama yang mendukung kependudukan Yahudi.
“Konstruksi terowongan itu bisa membangkitkan amarah Muslim. Sebaiknya Israel menghentikan usaha itu,” ujar Imam Yerusalem yang berkebangsaan Palestina, Sheikh Mohammed Hussein.
Menurut Yayasan Al Aqsa, penggalian itu bertujuan untuk merubuhkan masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim itu. Terutama, untuk mendirikan sebuah kuil Yahudi di tempat yang sama. Mereka mencatat terowongan digali hanya 50 meter dari dinding Masjid Al Aqsa bagian selatan atau beberapa meter dari dinding Kota Tua.
Yayasan telah memperingatkan bahaya penggunaan mesin-mesin besar yang kemungkinan merubuhkan fondasi Al Aqsa serta beberapa rumah penduduk di Silwan. Sementara Pemerintah Israel mengatakan penggalian itu untuk konstruksi fasilitas perdagangan dan pariwisata yang membutuhkan basement.
Bertolak dari kenyataan bahwa kota Al Quds inilah yang telah mengasuh bangsa Arab, melindungi dan membesarkanya, maka dunia Arab mencela dan melawan Yahudisasi Al Quds. Orang-orang Arab dan Yahudi menghirup udara dan meminum air susunya.
Maka, di sinilah letak semangat rasialis dan fanatisme dan suatu keyakinan saat ini bahwa al-Quds telah berakhir. Al-Quds saat ini sudah menjadi milik Yahudi Israel, bukan orang Arab. Yang bisa dilakukan Bangsa Arab saat ini hanyalah mengklaim punya hak saja, serta bermimpi untuk bisa kembali ke sana.
Tahun 1967 penduduk al-Quds terdiri dari 277 ribu jiwa. Sebanyak 77 ribu di antaranya adalah bangsa Israel dan sisanya yaitu, 200 ribu jiwa adalah bangsa Arab. Setelah berlalu 20 tahun lebih, maka penduduk al-Quds meningkat jadi 432.000 jiwa. Jumlah penduduk Yahudi meningkat jadi 311.000 jiwa. Sementara sisanya adalah bangsa Arab. [I4]
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar