Selasa, 03 Februari 2009

PKS Melangit Tapi Tak Membumi?

Analisa Politik
02/02/2009

Jakarta - PKS kembali mempersiapkan manuver baru. PKS mau bertekad melakukan 'serangan udara' untuk meraih suara rakyat sebanyak-banyaknya. Rupanya, PKS mau melangit untuk mengalahkan partai-partai lainnya. Bagaimana prospeknya?

Saat ini, PKS bekerja keras untuk meyakinkan publik bahwa partainya telah menjadi partai terbuka dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Namun langkah itu masih diragukan, setidaknya kalangan NU dan Muhammadiyah yang merasa kiprah PKS telah menggerus komunitas politik mereka.

Para ulama NU dan jamaahnya merasa lebih dekat kepada PKB, PPP, PKNU dan Golkar. Sementara Muhammadiyah ke PAN, Golkar dan partai lainnya. "PKS memang partai Islam kota, di mana kaum terpelajar adalah basis sosial mereka," kata Burhanudin Muhtadi, pengamat politik dari Charta Politika.


Harus diakui, PKS cukup cerdik memanfaatkan waktu kampanye yang tersisa menjelang pelaksanaan Pemilu 2009. Sebut saja semisal dengan melakukan berbagai lomba, diskusi dan politik pencitraan lainnya. PKS juga mulai mengoptimalkan fungsi media massa untuk mendongkrak citra partai secara habis-habisan. Strategi baru ini disiapkan untuk meraup suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.

"Kami akan efektifkan pencitraan dengan 'serangan udara' melalui pemberitaan positif di media massa," kata Humas PKS Sulsel, Zulkifli Muis di Makassar.

Dengan pencitraan di media massa, yang digolongkan sebagai serangan udara itu, PKS merasa cara itu sangat efektif dalam menarik dukungan masyarakat. Di samping kampanye kunjungan dari pintu ke pintu (door to door) yang merupakan serangan darat, pelatihan media tersebut bertujuan untuk menambah kemampuan jurnalistik kru liputan informasi PKS (Klikers) selama ini. Saat ini saja Klikers sudah tersebar hampir di semua kabupaten di negeri ini.

Tentu, PKS diharapkan lebih berkomitmen kepada rakyat, terutama dalam pemberdayaan ummat dan peningkatan kualitas SDM di segala lini, bukan hanya mengandalkan serangan udara via iklan media. Jika serangan udara melalui media tak diimbangi dengan pemberdayaan umat di bawah, dikhawatirkan PKS melangit tapi tak membumi. Dan ini akan menjadikan PKS parpol Islam yang jauh dari ummat, kader, dan basis massanya sendiri.

Harus dicermati bahwa persepsi masyarakat terhadap PKS sebagai partai dakwah yang mendukung 'perubahan' kini mulai terkikis. Ini karena partai itu kini telah terjebak pragmatisme. Buktinya PKS menyatakan hanya mau mendukung kandidat presiden yang paling berpeluang terpilih.

“Sekarang PKS sudah sama seperti partai yang lain, pragmatis. Mencari dan mendekati kekuasaan. Saat ini memperkuat bargaining politik. Artinya PKS ingin memiliki targetnya, jadi harus memiliki akses yang kuat,” kata pengamat politik Unair Airlangga Pribadi.

Sekali lagi, PKS menguji coba kreativitas politiknya dalam Pemilu 2009. Bisa jadi PKS sadar patokan angka 20% suara tidak realistis untuk dicapai. Tetapi, agar tidak kehilangan muka, manuver politik segala cara akhirnya dilakukannya. Kalaupun gagal, toh PKS sudah berusaha. [L4]

inilah.com

Tidak ada komentar: