Minggu, 01 Februari 2009

Din Berharap Obama Damaikan Dunia


Politik
02/02/2009

New York - Presiden AS ke-44 Barrack Hussein Obama dinilai dapat menumbuhkan harapan dunia, yang kian terpuruk akibat krisis finansial global.

"Maka kita berharap kepada presiden baru AS, Barrack Obama, untuk mengubah pendekatan AS terhadap dunia dan mengambil prakarsa-prakarsa positif dan konstruktif dalam membangun tatanan dunia baru yang damai, sejahtera, berkeadilan dan berkeadaban," kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Hal tersebut disampaikannya ketika menjadi pembicara utama dalam World Summit on Peace (WSP) dan International Leadership Conference (ILC) di New York, Minggu dini hari (1/2).


Hal tersebut disampaikannya ketika menjadi pembicara utama dalam World Summit on Peace (WSP) dan International Leadership Conference (ILC) di New York, Minggu dini hari (1/2).

Menurut Din, dunia sekarang ini sedang menantikan pemimpin baru yang dapat mencerahkan. Selain itu dibutuhkan pemimpin dengan kesadaran moral yang tinggi sehingga dapat melakukan perubahan.

"Negara-negara maju, seperti AS, Uni Eropa, Cina, India dan Jepang, harus ikut berinvestasi dalam menciptakan perdamaian dunia. Ketiadaan perdamaian dan krisis-krisis global selama ini harus diakui adalah akibat kegagalan sistem dunia yang didukung negara-negara maju," beber capres dari PMB ini.

Din menjelaskan, bentuk dari tidak adanya perdamaian dunia adalah meningkatnya kemiskinan, pengangguran, kebodohan, kerusakan lingkungan hingga krisis energi, pangan, dan keuangan dunia. Semuanya itu merupakan akibat dari keserakahan negara-negara maju yang ingin menguasai dunia. Bahkan dengan menggelar kekuatan keras (hard power) melalui invasi, pendudukan dan memaksakan kehendak.

"Karena mereka bertanggungjawab dalam menciptakan kerusakan, maka sekarang mereka harus ikut bertanggungjawab dalam memperbaikinya kembali. Sebab kalau tidak, negara-negara maju juga akan terkena getahnya seperti yang mereka alami dari krisis energi dan keuangan global terakhir ini. Oleh karena itu perlu ada kesadaran baru dari para pemimpin negara-negara maju, khususnya AS," imbuhnya.

Din menilai, sekarang merupakan saat yang tepat bagi negara-negara di dunia untuk membangkitkan kerjasama dalam membentuk perdamaian sejati, menghentikan kezaliman dan penjajahan baru dalam berbagai bentuk. Sehingga dunia yang cinta damai dan berkeadilan dapat tercapai.

Oleh karenanya, lanjut Din, diperlukan suatu sistem alternatif terhadap sistem dunia yang rusak selama ini. Sistem yang harus berorientasi bagaimana memecahkan masalah umat manusia. Misalnya, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran, melenyapkan penyakit menular, memperbaiki kerusakan lingkungan, menghentikan perang dan berbagai bentuk kekerasan lainnya.

"Saya menganjurkan agar agama dapat tampil berperan dengan mendorong etika agama untuk perubahan, perbaikan dan kemajuan. Ini hanya mungkin terjadi jika agama menampilkan misi sucinya sebagai penebar rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil 'alamin,/).

WSP dan ILC, disponsori oleh Universal Peace Federation (UPF), sebuah organisasi perdamaian dunia yang bermarkas di Washington DC, AS. Pertemuan yang berlangsung 29 Januari-1 Februari itu, dihadiri sekitar 300 tokoh dunia dari berbagai negara. Pertemuan tersebut mengambil tema "Building a World of Universal Peace: One Family Under God". [jib]

inilah.com

Tidak ada komentar: