Senin, 09 Februari 2009

SB, Kocek Tebal Dukungan Tipis

Profil Capres 2009
09/02/2009

Jakarta - Hidup adalah Perbuatan. Slogan itu dulu kerap akrab di telinga para pendengar radio dan pemirsa televisi. Dan pengusung slogan itu adalah Soetrisno Bachir, salah satu kandidat capres dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Iklan politik tersebut, sebelum krisis finansial merebak, sering kali muncul di layar kaca. Bahkan, beberapa pihak menyebut SB, begitulah Soetrisno disapa, berhasil membuat slogan politik yang dapat melekat diingatan. Apakah berdampak positif terhadap popularitasnya?


Jawabannya tidak. Menurut Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group, Andrinof Chaniago, dukungan politik terhadap SB masih terbilang kecil. "Kepemimpinannya di PAN belum teruji, prestasi di partai belum nyata dan terlihat. Bahkan PAN menjadi Partai Artis Nasional," papar Andinof.

Dalam survei Cirus Surveyors Group yang dilakukan pada 3-10 November 2008 terhadap 2.600 responden dari 33 propinsi menunjukkan SB masih kalah bila melawan capres incumbent SBY. Tidak hanya itu, dalam kriteria capres muda, SB hanya menduduki peringkat ketiga dengan 7,62 persen. Ia berada di bawah Andi Malarangeng (23,86%) dan Hidayat Nur Wahid (17,62%).

Karena itu, peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Sunny Tanuwidjaja, menduga kans SB untuk dapat memenangi Pilpres hampir tertutup. Elektabilitas SB dalam beberapa survei juga tidak memberi angin segar. "Peluangnya sangat kecil untuk menjadi presiden," ucap Sunny.

Bagi Sunny, pemilu kali ini merupakan ajangan pembuktian kepemimpinan SB sebagai orang nomor satu di tubuh partai yang berlambang matahari itu. "Problemnya apakah PAN mendulang suara pada April mendatang. Yang pasti Soetrisno Bachir yang juga pengusaha ini belum punya pengalaman politik," ujarnya.

Dirinya melihat kecenderungan PAN selama dipimpin SB banyak mengalami kemunduran. Hal tesebut telihat dari hubungan PAN dengan Muhammadiyah yang agak merenggang. Misalnya, banyak aktivis pemuda Muhammadiyah yang kini hengkang dari PAN.

"SB telah mengubah kultur PAN. Kalau dulu DPD dan DPC begitu berkontribusi ke DPP sehingga kontribusi dari kader begitu besar. Sekarang kebalikannya, semuanya lebih tepusat pada DPP dan teutama SB," urai Sunny.

Tetapi, baik Sunny maupun Andrinof, sama-sama melihat latar belakang SB sebagai pengusaha adalah kelebihan yang dimiliki mantan pengusaha batik tersebut. Dengan pekerjaannya sebagai pebisnis, telah menciptakan karakter SB yang mampu membuat keputusan yang cepat dan taktis. Dan hal ini merupakan keuntungan SB dalam mengelola manajerial PAN.

"Ya dengan enterpreneur itu diharapkan dapat membawa pengaruh pada kepemimpinannya kelak," jawab Andinof.

Tetapi, menurut vokalis DPR asal PAN, Alvin Lie, SB merupakan sosok yang supel. Sikap ini kemudian memudahkan SB untuk bergaul lintas kalangan, mulai dari bawah hingga atas. "Dalam bergaul tidak ada gengsi-gengsian sehingga mudah diakses siapapun," kata Alvin

Ia menampik tudingan hubungan PAN-Muhammadiyah merenggang di bawah kepemimpinan SB. Alasannya, setiap pemimpin memiliki gaya tersendiri. Apa yang dilakukan SB adalah semata-mata untuk memperlebar jangkauan politik PAN yang tidak hanya terpaku pada Muhammadiyah.

"Selama ini PAN dengan muhammadiyah sudah baik, tetapi kita juga meningkatkan dengan pihak lain, coba mempeluas jangkauan PAN tanpa meninggalkan hubungan dengan Muhammadiyah," kilah Alvin

Dirinya pun menepis adanya sentralisasi dalam tubuh PAN. Peran DPD dan DPC dalam organisasi partai tetap tidak berubah. "Otonomi itu sudah berlangsung lama karena sistem itu sudah tertanam, jadi tidak bisa diubah," jelas Alvin.

Ia mengakui SB bukanlah figur yang sempurna. "Mungkin kelemahannya memang sosoknya masih baru. Sehingga butuh pengenalan yang ekstra oleh partai," imbuh Alvin.

SB memang kini sedang menjalani ujian berat. Banyak pihak memprediksi suara PAN dalam Pemilu 2009 akan melorot tajam. Tetapi, SB tentunya sudah mengantongi trik politik tersendiri untuk lolos dari cibiran tersebut. Dan bila ia benar-benar sukses membawa PAN menjadi partai tiga besar maka bukan tidak mungkin peluangnya untuk maju ke arena Pilpres menjadi terbuka lebar.[L4]

inilah.com

Tidak ada komentar: