Selasa, 17 Februari 2009

(SANG KANDIDAT) Pesantren Berhak Jatah Anggaran Pendidikan 20%

February 3, 2009
Syafrudin Budiman
(Caleg PMB Dapil VIII Nomor Urut 1)


Pemerintah telah mencanangkan anggaran dalam APBN 20% untuk kepentingan pendidikan. Asumsi masyarakat selama ini anggaran itu hanya untuk kepentingan pendidikan formal baik negeri maupun swasta.

Namun menurut caleg yang satu ini, pondok pesantren (ponpes) yang merupakan pendidikan non formal sebenarnya juga berhak atas anggaran pendidikan 20% tersebut. ”Pondok pesantren seharusnya juga bisa menerima karena juga sama-sama tempat pendidikan,” kata caleg Partai Matahari Bangsa (PMB) kelahiran Sumenep ini.

Syafrudin berharap pemerintah meningkatkan perhatian pada ponpes sebab sumbangsih ponpes bagi negeri ini sangat besar. Banyak tokoh di negeri ini yang dilahirkan dari pesantren.

Menurutnya, ada banyak kebijakan yang dapat diperjuangkan dari Dapil VIII yang meliputi Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Nganjuk. ”Beberapa persoalan yang harus ditangani di Dapil VIII misalnya tingkat kemiskinan, pelayanan kesehatan, perbaikan infrastruktur jalan, dan sebagainya,” kata mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini.

Menurutnya, tingkat kemiskinan di beberapa kabupaten/kota yang ada di Dapil VIII masih cukup tinggi. ”Perlu peningkatan bantuan dan pemberdayaan mayarakat agar terentaskan dari kemiskinan,” ujarnya.

Pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin juga jadi sorotan. Menurutnya, pelayanan kesehatan yang sudah berjalan selama ini masih terasa kurang dan belum merata. Dia juga memberikan perhatian pada orang-orang jompo. ”Orang-orang tua seperti itu layak dijaga dan diperhatikan. Perlu ada anggaran dari pemerintah untuk merawat mereka,” ujarnya.

Perbaikan infrastruktur jalan juga jadi kebutuhan yang mendesak. ”Jalan-jalan di kawasan Dapil VIII ini termasuk jalur yang sering dilewati kendaraan besar dan di beberapa ruas jalan sudah ada yang rusak sehingga perlu diperbaiki,” katanya. Keberadaan jalur-jalur itu dipandang penting karena menjadi akses perdagangan dan perekonomian. (ishomuddin)

KORAN SINDO JATIM

Tidak ada komentar: