Jumat, 20 Februari 2009
http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=11516
Syafrudin Budiman. Selama ini aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2002, sebelum akhirnya maju caleg PMB dari Dapil VIII (Nganjuk, Madiun, Jombang, Mojokerto) untuk DPRD Jatim.
Saat menjadi aktivis, dia kerap berurusan dengan polisi. Bahkan pernah ditangkap Polres Surabaya Utara karena terlibat demo memperjuangkan nasib buruh.
Sempat vakum dari dunia aktivis, Syafrudin aktif di bidang jurnalistik, menjadi wartawan salah satu koran terbitan Surabaya selama tujuh bulan.
Namun karena terpilih dan mendapat amanah sebagai formatur terbanyak dalam Muscab IMM Surabaya, dia kembali ke rumah lamanya. "Mungkin karena dianggap mumpuni dan berbakat dalam dunia politik, saya dipilih menjadi formatur," ujar pria yang akrab disapa Rudi Acong ini.
Pria kelahiran Sumenep 21 Mei 1980 ini akhirnya aktif kembali dan terpilih jadi Ketua Hikmah (Bidang Politik dan Sosial Kemasyarakatan) IMM Surabaya, dan berlanjut ke DPD IMM Jawa Timur sebagai Ketua Bidang Hikmah.
Syafrudin pun memilih fokus di IMM dan meninggalkan dunia jurnalistik. Pada Muktamar IMM ke XII 2006 di Ambon, dia ditunjuk menjadi Ketua Presedium Sidang dan dipercaya sebagai Pengurus Pusat IMM masa bakti 2006-2008.
Bahkan dirinya sempat bergabung ke PAN Jawa Timur karena keterkaitan dengan Muhammadiyah. Mengapa mundur dari PAN? "Saya ini kader IMM, kalau IMM dan AMM bikin partai, kenapa saya tidak bergabung. Wong ini rumah saya sendiri yang baru," jawabnya.
Kini dia siap menggapai mimpinya menjadi calon wakil rakyat untuk DPRD Jatim. "Saya memang lahir dari keluarga politisi dan keluarga struktur Muhammadiyah. Malah yang mendorong saya bergabung ke PMB adalah keluarga," katanya.(ud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar